Anak Susah Makan? Kenali Sebab dan Cara Mengatasinya

Kids

Bagikan:

Bagikan ke Facebook
Bagikan ke Whatsapp
Salin LinkSalin Tautan
anak susah mau makan

anak susah mau makan

Kondisi dimana anak susah makan memang membuat orang tua khawatir hingga pusing, Benar tidak Bunda? 

Padahal di masa pertumbuhan, si kecil membutuhkan asupan gizi lengkap dari makanan yang seharusnya dipenuhi dengan baik untuk mendukung perkembangannya.

Menghadapi anak susah makan juga dibutuhkan kesabaran dan strategi agar orang tua tidak terpancing emosinya. 

Untuk mengembalikan nafsu atau keinginan anak makan, yuk kenali sebab dan cara mengatasinya Bund.

Setiap sebab punya cara pendekatan yang berbeda ya, coba perhatikan beberapa penyebab dan alternatif untuk mengatasi anak susah makan berikut ini:

 

1. Bosan dengan menu makanan

Untuk si kecil, makan atau mengonsumsi makanan padat adalah hal atau kemampuan yang baru bisa dilakukan. 

 

Perlu waktu agar mereka terbiasa dengan ragam warna, rasa, dan tekstur makanan.

 

Anak yang belajar makan mandiri saat ini bisa membantunya mengenali makanan apa saja yang masuk ke mulutnya.

 

Menyiasati sajian makanan juga bisa menjadi jalan tempuh sebagai cara mengatasi anak yang susah makan.

Alternatif : Bunda bisa memperkenalkan beragam jenis makanan secara perlahan kepada anak yang susah makan. 

Setelah makanan disajikan beberapa kali, mungkin si kecil akan mulai tertarik untuk memakannya. 

Bisa juga mengenalkan jenis makanan baru yang disajikan dengan makanan favoritnya. 

Hindari waktu makan yang berdekatan dengan waktu tidur, karena rasa lelah dan kantuk juga bisa memengaruhi minat si kecil mencoba makanan baru.

 

2. Si kecil membenci aroma atau rasa dari makanan tertentu

 

Apabila selama ini Bunda terbiasa memberikan anak makan dengan tampilan biasa, kini cobalah dengan cara lain untuk menyajikan makanan. 

 

Salah satu contoh yang bisa dicoba adalah memberi sepiring makanan dengan tampilan yang menarik dengan membentuk nasi menjadi wajah, lalu menggunakan sayur dan lauk sebagai pemanisnya.

 

Alternatif : Sebagai contoh, Bunda bisa membentuk nasi goreng layaknya boneka atau panda. Bisa juga menggunakan wortel sebagai mahkota atau telinga, nori rumput laut sebagai rambut dan timun sebagai hidung.

 

3. Suasana rumah ketika anak makan

Orang tua perlu menciptakan suasana makan yang menyenangkan untuk si kecil. 

Gangguan seperti gadget, TV atau alat elektronik lainnya saat sedang jam makan cukup menyita perhatian anak. 

Ini adalah tantangan bagi para orang tua, namun bukan berarti tidak bisa ya Bund.

Alternatif : Bunda bisa menyediakan perlengkapan makan dengan gambar dan warna menarik atau yang ia sukai. 

Selain itu, menetapkan jam makan yang rutin dan konsisten untuk makan di meja makan juga bisa menjadi cara agar anak terlatih untuk disiplin sejak dini.

Jangan lupa untuk menginformasikannya kepada anak ya Bund.

Perlu diperhatikan, kunci utamanya adalah bagaimana perilaku orang tua dalam menjadi role model bagi anak. 

Si kecil akan meniru apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya, hal tersebut dapat ditunjukkan ketika waktu makan bersama keluarga.

Ciptakan pula suasana makan yang menyenangkan dan tidak kaku saat makan bersama keluarga. 

Bahkan si kecil bisa makan dengan tangannya sendiri untuk melatih motoriknya mengenal berbagai jenis makanan. Dengan begitu, anak tidak merasa bosan saat harus makan bersama.

Bunda bisa memberikan makanan dalam porsi kecil terlebih dahulu dan puji Si Kecil ketika berhasil menghabiskannya.

Tidak hanya cara di atas, Bunda juga bisa mencoba mengajak si kecil makan dengan cara yang menyenangkan.

 

Varian produk OMO Healthy Snack didesain dengan bentuk lucu dan pas dengan gigitan si kecil. 

 

Sembari menikmati snack yang kaya akan protein dan serat ini, Bunda bisa memperkenalkan bentuk lingkaran dan bintang kepada si kecil. Momen makan menjadi lebih menyenangkan.

 

4. Aktivitas fisik anak

Si kecil seringkali memilih bermain daripada makan. Kondisi ini memang mengkhawatirkan ya Bun.

 Apalagi anak yang aktif seringkali kehabisan tenaga karena bermain, berjalan kesana kemarin bahkan lari-larian.

Ada kegiatan lain yang bisa Bunda kenalkan pada si kecil. Aktivitas ini bisa jadi alternatif untuk membangun momen kebersamaannya. 

Alternatif : Bukan dilihat akan berantakan atau kotor ya  Bun, melibatkan si kecil saat mengolah makanan juga bisa dicoba. Mulai dari dia melihat Bunda menyiapkan bahan makanan, berdiskusi untuk menu makanannya, membersihkan hingga membuatnya ikut menyajikan makananya sendiri. 

Hal ini mungkin bisa membuatnya lebih berselera makan dan penasaran dengan makanan yang ia buat. Tidak hanya itu bonding antara Bunda dan si kecil pun juga bisa tercipta.

 

5. Gangguan pencernaan

Sembelit atau konstipasi adalah kondisi ketika proses buang air besar (BAB) anak tidak lancar seperti biasanya.

Sembelit berkebalikan dengan diare yang membuat pengidapnya bisa BAB dalam frekuensi yang sering.

Ketika anak mengalami sembelit, frekuensi buang air besarnya bisa sangat jarang. Bahkan, anak bisa hanya sekitar 3 kali dalam seminggu buang air besar.

Dalam kondisi ini, tidak menutup kemungkinan anak jadi lebih susah makan, bahkan enggan mencoba jenis makanan baru.

Kondisi lainnya adalah cacingan, adanya cacing tambang di tubuh si kecil mengakibatkan sejumlah masalah pencernaan.

Selain kondisi makan yang memburuk, masalah pencernaan lainnya bisa terjadi seperti peradangan dan disentri. Keadaan tersebut membuat berat badan si kecil sulit naik atau bahkan turun drastis.

Alternatif : Rutin menimbang berat badannya untuk memastikan bahwa asupan nutrisinya terpenuhi. Jika berat badannya seimbang atau sesuai dengan usianya, ini artinya asupan gizinya masih tercukupi. 

Jangan paksa anak selalu menghabiskan makannya, kenali dulu sebabnya. Terutama,perhatikan asupan nutrisi si kecil ya Bund. 

Jika gangguan pencernaan sangat mengganggu segera bawa si kecil ke dokter. 

Apabila aksi susah makan si kecil berlanjut, Bunda sebaiknya segera berkonsultasi dengan para ahli untuk menemukan penyebab anak susah makan. 

 

Sehingga nafsu makan si kecil bisa kembali normal dan asupan nutrisinya tetap terjaga.